BISNIS MIE GORENG
Proposal usaha bisnis mie goreng
0
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa makan adalah kebutuhan pokok bagi
masnusia, tanpa
makan manusia
akan terhabat melaksanakann kegistan sehari-harinya. Berbagai makanan
terhidang di bumi ini, dari yang fast food hingga makanan yang memerlukan waktu
yang lama dalam proses memasaknya. Dan salahsatu makanan yang ada di dunia ini
adalah mie goreng. Siapa yang tek kenal mie goreng, sesuai dengan
perkembanganya mie goreng pun mengalami penambahan variasi menu seperti mie
goreng telor, mie goreng bakso hingga mie goreng sosis.
Asal mie goreng sendiri adalah
dari Chov Mein, mie china, dan dipercaya dibawa oleh para pendatang china ke
Indonesia, Malaysia dan Singapura. Mie goreng juga mirip dengan
yakisoba dari Jepang. Sebagai
contoh mie goreng membutuhkan kecap manis sebagai bahan penting. Unutk
menyesuaikan dengan masyarakat Indonesia yang kebanyakan muslim, mie goreng
biasanya tidak menggunakan daging babi. Biasanya mie goreng menggunakan daging
ayam.
Dari deskripsi di atas akhirnya saya
memutuskan bahwa saya akan memulai usaha mie goreng. Dari mie goreng tersebut nantinya akan
variasikan dengan bakso, telor dan daging ayam. Walaupun banyak pedagang
pedagang mie goreng sekarang menjamur di pinggir pinggir jalan, namun
diharapkan dengan adanya variasi variasi dari mie goreng ini konsumen akan
tertarik mengkonsumsinya. Saya juga menamai usaha ini dengan nama mie goreng
“niki eco” sebagai indikasi bahwa mie goreng yang akan saya produksi enak dan
lezat sesuai arti dari “niki eco” yaitu “niki yang berarti ini” dan “eco yang
artinya lezat”.
B.
Tujuan
Ø
Menciptakan
usaha kuliner yang inovatif di kota Tegal.
Ø
Memberikan
kemudahan dalam melayani kebutuhan pokok.
Ø
Menciptakan
lapangan pekerjaan.
Ø
Membangun
semangat berwirausaha untuk siswa.
Ø
Membangun
kemandirian siswa dalam menghadapi tantangan global.
Ø
Menciptakan
ekonomi yang mandiri.
C. Pemasaran
a.
Konsumen
Mie goreng disukai oleh semua kalangan
dan usia, dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.
b. Target Pasar
Berdasarkan pengamatan pasar (market
observation) yang dilakukan, mie goreng adalah makananan yang sangat digemari
oleh semua kalangan masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa. Pemasaran akan
dilakukan di sekitar Kota Tegal.
c. Promosi
Promosi
usaha mie goreng, antara lain dengan memasang spanduk atau papan nama di tempat
usaha. Menyediakan lampu dengan peneranagan yang cukup saat berjualan pad malam
kejauhan.
D.
Permodalan
a.
Investasi
Selama
proses produksi, peralatan yang dibutuh kan diantaranya:
- Gerobak :
Rp. 1.200.000
- Kompor gas + tabug :
Rp. 200.000
- Wajan : Rp.
50.000
- Susuk + serok : Rp. 10.000
- Meja + kursi :
Rp. 200.000
- Piring + gelas :
Rp. 65.000
- Sendok + garpu :
RP. 30.000
- Tempat sendok + garpu :
RP. 10.000
- Tempat bumbu : Rp. 20.000
- Tempat air :
Rp. 10.000
- Tempat tisu :
Rp. 10.000
- Lap :
Rp.
10.000
- Pisau :
Rp. 5.000
+
Jumlah biaya investasi Rp. 1.810.000,00
b.
Modal Kerja
Bahan
Baku
- 40 bks mie :
Rp. 80.000
- 5 kg telur ayam :
Rp. 55.000
- 1 kg daging ayam :
Rp. 20.000
- 8 bks bakso :
Rp 20.000
- Kecap :
Rp. 9.000
- cesim + kol :
Rp. 10.000
- timun + wortel :
Rp. 10.000
- bawang merah+bawang putih :Rp.
10.000
- kemiri+ garam + vetsin :
Rp. 10.000
- cabai + merica :
Rp. 10.000
-1 kg minyak sayur :
Rp. 11.000
Jumlah
biaya bahan baku : Rp.
300.000,00
Biaya Gaji Pegawai :
Rp. 20.000,00
Biaya Operasional Lainnya :
Rp. 20.000,00 +
Jumlah Modal Kerja : Rp. 340.000,00
Jadi, untuk memproduksi 80 porsi mie
goreng/ hari dibutuhkan modal kerja sebesar Rp. 340.000,00.
c. Sumber Modal
Untuk
memenuhi kebutuhan atas investasi dan modal kerja yang digunakan dengan
menggunakan modal sendiri tanpa meminjam dari pihak lain, dengan rincian
sebagai berikut:
Modal Pribadi : Rp. 2.200.000,00
Dengan penggunaan modal sebagai berikut :
-
Total
Modal : Rp. 2.200.000,00
-
Investasi : (Rp. 1.810.000,00)
-
Modal
Kerja : (Rp. 340.000,00)
Saldo / Kas : Rp. 50.000,00
E. Produksi
a.
Proses Produksi
·
Didihkan air, masukkan mie, masak selama 3 menit hingga
lunak, angkat, dan tiriskan.
·
Panaskan minyak sayur, lalu masukkan bawang merah, bawang
putih dan kemiri yang telah dihaluskan, tumis hingga harum dan layu.
·
Masukkan telur, aduk rata, kemudian masukkan ayam dan bakso,
aduk rata pula hingga berubah warna, lalu masukkan merica bubuk, sawi, kol dan
cabai , aduk rata, masak selama 2 menit.
·
Masukkan mie tadi, auk rata, lalu tambahkan kecap, aduk rata
hingga matang.
·
Angkat, tiriskan tambahkan timun dan wortel yang telah
dipotong-potong, kemudian taburi bawang goreng dam krupuk di atasnya.
c. Biaya Produksi
Biaya
produksi, terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variablel cost) dengan rincian sebagai berikut:
Biaya Tetap ( Fixed Cost / FC)
Biaya Perawatan Peralatan :
Rp. 20.000,00
Total FC Rp.
20.000.00
Biaya Variabel ( Variabel Cost / VC)
Bahan
Baku
Untuk
memproduksi 80 porsi mie gorent / hari, dibutuhkan:
-
40 bks mie
: Rp. 80.000
- 5 kg telur ayam : Rp. 55.000
-
1 kg
daging ayam : Rp. 20.000
- 8 bks bakso : Rp 20.000
-
Kecap :
Rp. 9.000
-
cesim +
kol : Rp. 10.000
-
timun +
wortel :
Rp. 10.000
-
bawang
merah+bawang putih : Rp. 10.000
-
kemiri+
garam + vetsin : Rp.
10.000
-
cabai +
merica :
Rp. 10.000
-
1 kg
minyak sayur : Rp. 11.000
-
krupuk :
Rp. 5.000 +
Jumlah biaya bahan baku : Rp. 300.000,00
Biaya Gaji Pegawai : Rp. 20.000,00
Biaya
Operasional Lainnya : Rp. 20.000,00 +
Jumlah
Biaya Variabel : Rp. 340.000,00 +
Total Cost (FC+ VC) Rp. 360.000,00
c.
Penetapan Harga Jual
1 hari memproduksi = 80
porsi mie goreng
Taksiran Penjualan 90% x 80 = 72 porsi / hari
Harga Jual = Rp.
7.000,00
P
> AVC
AVC = VC = Rp. 340.000 = Rp. 4.800,00
Taksiran Pendapatan Rp. 7.000 x 72 = Rp.
504.000,00
d.
Break Even Point (BEP)
v BEP setiap hari
- TR = TC
P.Q = FC
+ VC
7.000
Q = 20.000 + 340.000
7.000
Q = 360.000
Q = 52
porsi
-TR = TC
P.Q = FC + VC
P.72 = 20.0000 + 340.000
72 P = 360.000
P =
Rp. 5000,00
Jadi,
untuk mencapai BEP tiap hari, harus menjual 52 porsi dengan harga Rp. 7.000 /
porsi atau harus menjual Rp. 5.000 / porsi jika memperoleh 72 porsi.
e. BEP Modal Usaha
BEP = Total
Modal
Pendapatan
setiap hari
BEP = Rp. 2.170.000 = 5 hari
Rp.
504.000
Jadi,
untuk mencapai BEP modal usaha, harus memproduksi mie goreng selama 5 hari
F. Laba – Rugi
Q = 72 porsi
P = Rp. 7.000,00
FC = Rp. 20.000,00
VC = Rp. 340.000,00
TC = FC + VC
= 20.000 + 340.000
= Rp.
360.000,00
TR
= P x Q
= 7.000 x 72
= Rp.
504.000,00
Laba
= TR - TC
=
504.000 - 360.000
=
Rp. 144.000,00
Jadi,
laba yang diperoleh dari usaha dagang mie goreng ini adalah Rp. 144.000,00 per
hari.
*Ket :
P = harga TC = total biaya
Q = jumlah barang FC = biaya tetap
TR = total penerimaan VC = biaya variabel
G. Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha dagang mie goreng ini sangat
profitable, dan dapat memanfaatkan peluang pasar seoptimal mungkin.
b. Saran
Kelebihan
Menu mie goreng, biasa dicari orang yang
lapar dan malas memasak pada sore hari hingga malam hari. Selain itu, cocok
juga dimakan saat cuaca dingin, membuat hangat badan, karena dimasak pada waktu
itu juga. Oleh karena itulah mie goreng ini banyak dicari orang.
Kekurangan
Kebosanan pengunjung terhadap
makanan ini dianggap sebagai kekurangan dari usaha ini karena tidak adanya
variasi yang terbilang cukup menarik para konsumen selain adanya persaingan
yang ketat dari sesama penjual mie goreng.
TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG
KAMI SEMOGA BERMANFAAT
0 Response to "BISNIS MIE GORENG"
Post a Comment